Marhaban Ya Tilmidz/ah TAFDI

15 November 2015

Disinilah Musholla Malaikat Jibril A.S.



[FOTO]: Potongan-potongan marmer berwarna coklat (yang berada pada tembok Syadzarwan dekat pintu Ka'bah) menandai tempat dimana malaikat Jibril mengajarkan Nabi SAW bagaimana tata cara berwudhu dan sholat.


Musholla (Tempat Sholat) Malaikat Jibril 'Alaihissalam
Adapun sholat yang pertama kali Jibril ajarkan kepada baginda (SAW) adalah sholat Dzuhur, yang mana awal waktunya adalah ketika matahari tergelincir dari posisi zawal (matahari berada di tengah-tengah) yang berlangsung kira-kira 10 menit. Kemudian berturut turut 'Ashar, Maghrib, 'Isya dan Shubuh. Malaikat Jibril mengajarkannya dalam dua hari. Hari pertama pada AWAL waktu sholat, dan hari kedua pada AKHIR waktu sholat.

Pada kesempatan itu, malaikat Jibril berkata kepada baginda Nabi SAW : "Wahai Muhammad, ini adalah waktu-waktu sholatnya para Nabi sebelum engkau, dan waktu yang ada diantara kedua waktu sholat ini" (HR. Abu Daud dan lainnya) 


=====================================================
Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Mengenai riwayat tentang sholat para Nabi yang menjadi peletak pertama awal didirikannya sholat yang lima waktu tersebut, dapat kita rujuk kitab "Syarh Sullamul Munajah" karya Imam Nawawi al-Jawi al-Bantani at-Tanari, hal 88-89.

1. Sholat Shubuh.

Manusia pertama yang mengerjakan sholat shubuh adalah Nabi Adam 'alaihissalam. Yaitu ketika beliau keluar dari surga dan diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang dilihatnya ialah kegelapan dan beliau merasa takut yang teramat sangat. Ketika fajar shubuh telah keluar, Nabi Adam sholat dua roka'at.

Roka'at pertama : Tanda bersyukur karena beliau terlepas dari kegelapan malam.
Roka'at kedua : Tanda bersyukur karena siang telah menjelma.

2. Sholat Dzuhur.

Manusia pertama yang mengerjakan sholat dzuhur adalah Nabi Ibrohim 'alaihissalam. Yaitu tatkala Allohu SWT memerintahkan padanya agar menyembelih putranya yang bernama (nabi) Ismail 'alaihissalam, lalu diganti dengan tebusan (berupa seekor kibas/domba). Seruan itu datang pada waktu tergelincirnya matahari, lalu sujudlah Nabi Ibrohim sebanyak empat kali.

Roka'at pertama : Tanda bersyukur atas penebusan tersebut.
Roka'at  kedua : Tanda bersyukur karena lepasnya duka cita beliau atas anaknya.
Roka'at ketiga : Tanda bersyukur dan memohon akan keridhoan Alloh SWT.
Roka'at keempat : Tanda bersyukur atas nikmat yang Alloh berikan dengan sembelihan seekor kibas yang diturunkan dari syurga. Kibas itu merupakan qurbannya putra Nabi Adam, Habil.

3. Sholat 'Ashar

Manusia pertama yang mendirikan sholat 'Ashar yaitu Nabi yunus 'alaihissalam, ketika baru dikeluarkan oleh Allohu SWT dari perut ikan paus. Diceritakan bahwa saat itu keadaan Nabi Yunus seperti burung tanpa bulu di sekujur tubuhnya.

Saat dalam perut ikan, Nabi Yunus berada dalam empat kegelapan, 1) kegelapan didalam usus perut ikan, 2) kegelapan di dasar lautan lepas, 3) kegelapan di dalam malam, 4) kegelapan dalam perut ikan.

Keluarnya Nabi Yunus itu bertepatan dengan waktu 'Ashar. Maka beliau melakukan sholat empat roka'at sebagai rasa syukurnya kepada Alloh karena keluar dari empat kegelapan tersebut.

4. Sholat Maghrib  

Manusia pertama yang mendirikan sholat Maghrib adalah Nabi 'Isa 'alaihissalam. Ketika beliau dikeluarkan dari pergumulan kejahilan dan kebodohan kaumnya (Nasrani). Waktu keluarnya bertepatan dengan terbenamnya matahari.

Maka Nabi 'Isa mendirikan sholat tiga roka'at.

Roka'at pertama : Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Alloh yang Maha Esa
Roka'at kedua : Untuk menafikan persangkaan terhadap ibundanya (Maryam) dari fitnah yang dilontarkan kaumnya.
Roka'at ketiga : Untuk meyakinkan kaumnya bahwa Tuhan itu hanya satu, yaitu Alloh SWT semata-mata (tiada dua atau tiganya).

5. Sholat 'Isya

Adapun manusia pertama yang mendirikan sholat 'Isya adalah Nabi Musa 'alaihissalam. Yakni ketika beliau tersesat dan mencari jalan keluar dari Negeri Madyan. Sedang pada saat itu beliau mengalami empat kesedihan, yaitu:

- Kesedihan (karena penyakit yang diderita) istrinya tercinta.

- Kesedihan atas (nasib) Nabi Harun, saudara (sepupunya).

- Kesedihan atas musibah yang menimpa anak-anaknya.

- Kesedihan atas penyerangan Fir'aun (yang dzholim).

Allohu SWT melenyapkan empat kesedihannya itu dengan janji yang benar pada waktu 'Isya. Lalu, Nabi Musa mendirikan sholat empat roka'at sebagai tanda syukur kepada Allohu SWT atas hilangnya empat kesedihan tersebut.
  

Bagaimana dengan baginda Nabi Muhammad SAW ???

Diriwayatkan, bahwa orang yang pertama mendirikan sholat Witir (ganjil) adalah baginda Nabi Muhammad SAW. Diterangkan dalam tafsir "at-Taisir" bahwa para pesuruh Alloh, yakni para malaikat di langit berjumlah ganjil. Rosululloh SAW adalah imam para Nabi ketika sholat di baitul Maqdis (Masjidil Aqsho) dan imam para malaikat ketika di Sidrotul Muntaha (alam langit). Maka nyatalah dengan itu semua, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba Alloh yang paling Mulia diantara penghuni langit dan bumi. Allohumma Sholli wa Sallim wa Baarik 'Alaihi wa 'Ala Aalih.
================================================
[PESAN MORAL]:

Cintailah apa dan siapa saja, tetapi sadarlah
kelak engkau akan berpisah dengannya :'(

Cinta tak perlu setinggi bukit, nanti sakit :-s
Agar tak merana, Cintai dengan sederhana :)

Ini dia RUMUS CINTA,
agar kita senantiasa bersuka cita, tiada derita dan air mata :

SATU → (SA)yangi (TU)han = ALLOHU SWT

DUA → (D)an (U)tusan (A)lloh = Rosululloh SAW

TIGA → (T)aati (I)bu dan ju(G)a (A)yah

EMPAT → (E)ngkau (M)enikahlah (P)ada ia yang (A)khlaknya (T)erpuji

LIMA → ojola(LI) li(MA) waktu = maksudnya Jangan Lupa Sholat 5 Waktu

=========

Cinta pada Sang Pencipta....

"MENGUBAH DERITA JADI BAHAGIA"

=========

Orang yang paling Bahagia adalah orang yang menjadikan puncak dan tujuan utamanya mencintai Allohu SWT

=========

Wali-wali Alloh itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Yunus, ayat : 62]

- Robbij'alni muqimas-sholaati wa min dzurriyyati, robbanaa wataqobbal du'a. Robbanagfirlii wa li waalidayya wa lil mu'miniina yauma yaquumul hisaab -

"Wahai Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, wahai Tuhan kami perkenankanlah do'aku. Wahai Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. Ibrohim, ayat : 40-41)

Shodaqallohul 'adziim wa Shodaqo Rosuuluhul Kariim wa nahnu 'alâ dzâlika minasy-syâhidiin, wasy-syâkiriina wal hamdulillâhi robbil 'âlamiin. Âkhiru da'wânâ 'anil-hamdulillâhi robbil 'âlamiin.

 wAllohu a'lam bishshowaab.

=============================================
Disarikan oleh Ahmad Ulul Azmi melalui berbagai sumber, diantaranya kitab Sullamul Munajah karya Imam Nawawi al-Bantani dan kitab rahasia sholat Nabi karya Ust. Syamsuddin Noor, S.Ag [RBBT, 23 April 2015 | 23:55 UTC+7]

10 November 2015

Inilah 'Sahabat' Nabi SAW yang Masih Hidup

POHON SAHABI, 'sahabat' Nabi SAW yang masih hidup 

Guru Mulia Adda'i-ilalloh Al-Habib Umar bin Hafidz saat mengunjungi Pohon Sahabi

Jika kita mempelajari ilmu Taksonomi tumbuhan, maka akan kita ketahui bahwa pohon sahabi ini berjenis Pistachio (Pistacia vera) atau dalam bahasa indonesia disebut kenari hijau. Pohon ini sudah berusia 1900 tahun lebih.

Dengan tinggi 11 m dan luas rimbun 12x20 m, pohon ini juga pernah menjadi saksi ketangguhan seorang remaja dalam berniaga dari Makkah (Saudi Arabia) menuju Syam (Syiria/Suriah), remaja itu bernama Muhammad (SAW).

Pohon ini sendiri terletak di tengah padang pasir bernama Buqo’awiyya di negara Jordan (dari segi geografi, ia berdekatan dengan kota Bushro di Syiria). Disitulah, remaja 12 tahun itu bersandar di sebuah pohon yang kemudian dikenal dengan "the only living sahabi" (sahabat Nabi yang masih hidup, asal kata sahabi dari bahasa arab, sohib = sahabat).

Sewaktu baginda Nabi SAW berteduh dibawahnya, Bukhaira, seorang pendeta yahudi yang berkediaman tak jauh dari pohon tersebut, mengenali tanda-tanda kenabian beliau (saw) berdasarkan kitab taurat dan injil yang ia baca. Dan Bukhaira berpesan kepada Abu Tholib (paman Nabi) untuk merahasiakan berita tersebut serta menjaga keselamatan baginda Nabi SAW.
Ini memang hanya kisah sebuah pohon, namun pohon ini pernah menyentuh kulit Rosululloh SAW. Sehingga cukuplah, pohon ini sebagai jawaban dan bukti atas mereka yg menafikan keberkatan yg ada pada diri Nabi Muhammad SAW serta mendustakan kerosulan beliau (saw).

Lihatlah, dengan keberkahan baginda (saw), THE BLESSED TREE (pohon yang terberkahi) itu masih tetap berdiri tegak diatas hamparan padang pasir yang gersang, malah terkadang pohon ini mengeluarkan air dibawahnya. Menariknya lagi, selepas melewati kota di bagian barat laut Arab Saudi hingga ke kota Bushro sejauh 500 km, tidak ada satupun pohon yang mampu hidup apalagi bertahan lama sebagaimana pohon sahabi ini. Subhanalloh!

Wahai pohon, beruntungnya engkau bisa berjumpa Rosululloh, sang kekasih Alloh. Seorang manusia yang dirindukan umatnya, dicintai sahabat-nya, disegani lawan-nya, dan ditakuti orang yang berkuasa. Sosok manusia Mulia yang dimuliakan oleh Yang Maha Mulia. Engkau telah menjadi saksi wajah Rosululloh yang bercahaya. Engkaupun menjadi saksi perangai beliau (saw) yang bersahaja. Alangkah indahnya hidup ini andai dapat menatap wajah beliau (saw), semoga mengalir keberkahan dalam diri kami dalam menapak jejak langkahmu, Ya Rosulalloh Ya Habiballoh.
************************************************
Do'a Agar Mencintai Nabi Muhammad SAW dan Ahlul Bait: 

"Alloohumma ahyinaa 'alaa sunnati sayyidinaa wa syafii'inaa muhammadin shollalloohu 'alaihi wa sallama, wa amitnaa 'alaa diinihi, wa tawaffanaa 'alaa millatihi, wahsyurnaa fii zumrotihi, warzuqnaa mahabbatahu wa mahabbata ahli baitihi ajma'iina, birohmatika yaa arhamar-roohimiin."
(Artinya: Ya Alloh, hidupkanlah kami dalam sunnah Sayyidina dan Syafi'ina Muhammad SAW, akhirilah usia kami dalam agamanya, kumpulkanlah kami dalam kelompoknya, dan karuniakanlah kami perasaan cinta kepadanya dan kepada seluruh ahli baitnya, dengan rahmat-Mu, Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.)

************************************************
oleh Al-Faqir Ahmad Ulul Azmi [RBBT, 15 Januari 2014 | 20:55 PM]

09 November 2015

[KISAH NYATA]: "Ketika Kegiatan Majelis di Musholla Harus Meminta Izin pada Seorang Preman Berilmu Kebal"

Kisah Nyata yang dialami oleh al-Maghfurlah Habibana Munzir al-Musawa. Sebuah renungan menjelang #Haul Beliau (22 Agustus 2015). 


FOTO/GAMBAR HANYA ILUSTRASI 

Pernah ada seorang pemabuk dan preman yang menjadi biang kriminal, konon katanya sering menyiksa dan membunuh juga, orang-orang tidak melihatnya memiliki sifat baik sedikitpun. Ketika saya diadukan tentangnya, pasalnya adalah karena pemuda sekitar wilayah tersebut ingin mengadakan majelis, namun takut pada orang itu. Mereka akan didamprat dan diteror oleh si jahat itu. Ia adalah kepala kejahatan yang konon kebal dan penuh ilmu jahat.

Lalu saya datangi rumahnya, saya ucapkan salam dan ia tidak menjawab, ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat saya dari atas kebawah, seraya berkata, “Mau apa?!!” Saya mengulurkan tangan dan ia mengulurkan tangannya, kemudian saya mencium tangannya, lalu saya pandangi wajahnya dengan lembut dan penuh keramahan.



Saya berkata dengan suara rendah dan lembut, “Saya mau mewakili pemuda disini, untuk mohon restu dan izin pada Bapak, agar mereka diizinkan membuat majelis di Musholla dekat sini.” Ia terdiam… roboh terduduk di kursinya dan menunduk. Ia menutup kedua matanya. Saat ia mengangkat kepalanya saya tersentak, saya kira ia akan menghardik dan mengusir, ternyata wajahnya merah dan matanya sudah penuh airmata yang banyak.

Ia tersedu-sedu seraya berkata, “Seumur hidup saya belum pernah ada Kyai datang ke rumah saya… Lalu kini… Pak Ustadz datang ke rumah saya, mencium tangan saya… tangan ini belum pernah dicium siapapun. Bahkan anak-anak saya pun jijik pada saya, dan tak pernah mencium tangan saya, semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya mau berbuat jahat lagi dan lagi…. Kini datang tamu minta izin pengajian pada saya?. Saya ini bajingan, kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya?.”

Ia menciumi tangan dan kaki saya sambil menangis, ia bertobat, ia sholat, dan meninggalkan minuman keras dan dunia kriminal. Konon dia ini sering mabuk, jika sudah mabuk maka tak ada di kampung itu yang berani keluar rumah. Namun kini terbalik, ia menjadi pengaman di sana, tak ada orang mabuk berani keluar rumah jika ada dia. Dia menjadi koordinator Musholla, ia mengatur teman-temannya (para preman) untuk membersihkan Musholla, dipaksa anak buahnya harus hadir majelis, dan demikianlah keadaannya.

Ia bertempat di Legoa, Priok (Jakarta Utara), tempat yang sangat rawan dengan kriminal. Orang di wilayah itu jika saya datang mereka berbisik-bisik, “Jagoan selatan lagi ketemu jagoan utara!” Mereka mengira bahwa saya mengalahkannya dengan ilmu, padahal hanya kelembutan Muhammad saw yang saya gunakan.

 -------------------------------------------------------------------------

Kejadian lain adalah ketika paman saya mengadakan perjalanan dari Lampung ke Jakarta. Beliau bersama anak-anaknya. Ketika masuk pelabuhan Bakauheni Lampung, beliau melihat seorang berwajah bengis dan menakutkan sedang duduk di pintu pelabuhan. Paman saya bersalam padanya dengan lembut. Si garang itu tidak menjawab dan wajahnya tanpa ekspresi sedikitpun dan acuh saja.

Lalu paman saya membeli tiket kapal yang ternyata dipalsu oleh calo. Beliau terjebak dalam penipuan. Ketika paman saya bingung dan mulai dikerumuni oleh orang-orang yang menonton, maka si garang itu muncul. Semua orang mundur melihat ia datang, lalu ia berkata, “Ada apa Pak?”. Kemudian Paman saya bercerita akan penipu itu. Si Garang berkata, “Bagaimana ciri-ciri orang itu?” Paman saya menceritakannya….

Si Garang pergi beberapa menit, kemudian datang kembali sambil menyeret si penipu yang sudah babak belur dihajarnya. Ia berkata kepada penipu itu, “Kamu sudah menipu keluarga saya! Ini keluarga saya!” sambil menunjuk paman saya. Rupanya si garang ini adalah preman penguasa pelabuhan. Bagaimana ia bisa mengakui paman saya sebagai saudaranya? kenal pun tidak, hanya karena paman saya mengucap salam padanya dengan ramah. Walau wajahnya tidak berekspresi saat itu, tapi ternyata hatinya hancur, ia malu dan haru. Mungkin seumur hidupnya belum pernah ada orang mengucap salam padanya dengan hormat. Inilah beberapa contoh.

-----------------------------------------------------------------------------

Contoh lainnya adalah ketika saya berada di suatu masjid, yang memang sudah menjadi kebiasaan saya apabila berjumpa dengan siapapun yang lebih tua (baik ulama atau bukan), maka saya mencium tangannya. Selesai acara, terdengar kabar bahwa seorang muadzin Masjid itu ternyata adalah pencuri kotak amal Masjid. Ia bertobat dan mengakui dosanya kepada sesepuh Masjid. Ia menangis dan berkata, “Tangan saya kotor dengan dosa, hati saya hancur ketika tangan saya ini dicium oleh habib itu. Saya menyesal, saya haru, saya terpukul, tangan ini selalu mencuri, tidak pantas dicium oleh seorang tokoh agama.” Ia pun bertobat.


-----------------------------------------------------------------------------

Di lain kesempatan ketika saya berada di negeri timur tengah, saya melihat bandara penuh dengan tentara berwajah bengis beserta senjata laras panjang di pundaknya sedang berjaga-jaga. Saya bersalam pada seorang yang tampak bengis sekali. Saya menunduk hormat dan senyum lembut. Ia tak menggubrisnya, hanya mendelik dan pergi. Tak lama saya terkena sedikit masalah di pintu imigrasi, hanya pertanyaan-pertanyaan iseng yang sering dilancarkan petugas imigrasi di pelbagai Negara. Tiba-tiba ada yang membentak di belakang saya. Ia memerintahkan agar petugas imigrasi segera melewatkan saya. Ketika saya berpaling ternyata tentara yang tadi. Ia lantas menarik baju saya untuk segera melalui pintu detektor pengaman bersamanya dan menghardik petugas pengaman untuk minggir seraya berkata dengan bahasa arab, “Silahkan Tuan!” Saya mengucap terimakasih, ia hanya mengangguk dan pergi. Subhanalloh…. 

-------------------------------------------------------------------------------

[HIKMAH dan PESAN MORAL] Oleh: Habib Munzir

Jadikanlah kehidupan Anda saat ini sebagai medan Jihad, Anda sedang di medan laga, berjihad menundukkan musuh-musuh Anda, yaitu mereka yang mengajak Anda kepada kemungkaran, tundukkan mereka, kalahkan mereka. Namun bukan dengan kekerasan dan kebengisan atau senjata, namun tundukkan dengan kelembutan dan kasih sayang, tundukkan dengan akhlak dan bantuan, tundukkan dengan kesopanan dan keramahan. Niscaya mereka akan tunduk dan menjadi berubah baik, dan menjadi teman anda.

Jika anda tidak mampu menundukkan mereka dengan hal itu, maka jangan kalah pula dengan mereka, tetaplah dalam ketenangan, kelembutan, hadirkan cahaya kelembutan Alloh SWT saat bercakap-cakap dan bertemu mereka. Anda akan lihat cahaya Alloh SWT akan membuat mereka tunduk atau paling tidak mereka akan segan dan tidak mau mengganggu anda, malu, dan berusaha tidak terlihat Anda saat bermaksiat.

Sungguh orang-orang yang terjebak dalam kemungkaran itu mempunyai kebaikan di hati kecilnya. Saya berkali-kali menemukan itu di hati mereka, namun kebaikan itu tersembunyi dalam kesombongan mereka. Demikian indahnya akhlak… demikian senjata yang lebih tajam dari pedang dan lebih mengalahkan dari peluru… ia mengalahkan musuh dan membuat musuh berbalik menjadi penolong dan pembela. Jika mereka yang gelap dan penjahat sedemikian mudahnya lebur, apalagi orang yang berilmu saudaraku. Demikian saudaraku yang ku muliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dengan segala cita-cita.

Wallohu a’lam. #NB: FOTO/GAMBAR HANYA ILUSTRASI
--------------------------------------------------------------------------
Disarikan oleh Ahmad Ulul Azmi melalui Kutipan Tausiyah Habib Munzir. [RBBT, 10 Agustus 2015 | 15:10 UTC+7]

Postingan Terpopuler